"Kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (kitab) ALLAH (Al-Quran) dan (Sunnah) Rasul-Nya" surah An-Nisa' :59

Tuesday, October 25, 2011

Gaddafi, Menurut Mereka yang Kontra (bah. 1)

Berikut ialah pandangan mereka (*Satu Umat sekadar memetik tulisan mereka) :


Mereka tentu saja tidak banyak mengetahui kejahatan dan kekafiran Qaddafi yang dilakukannya secara terang-terangan, dan berulang kali, dengan penuh kebanggaan diri, tanpa rasa malu dan canggung sedikit pun. Mereka tentu saja tidak meneliti kejahatan dan pelecehan Qaddafi terhadap Allah SWT, Rasulullah SAW, Al-Qur’an, as-Sunnah, syariat Islam, dan ibadah-ibadah mahdhah dalam Islam. Mereka tentu tidak mengerti betapa lembaga-lembaga dakwah dan keilmuan Islam berskala antarabangsa telah mengeluarkan fatwa dan himbauan serta dakwah kepada Qaddafi untuk bertaubat dari seluruh kekafiran yang ia telah lakukan. Mereka tidak mengerti, puluhan ulama dari berbagai negara telah memfatwakan kekafirannya.

Mungkin mereka juga tidak mengetahui, selama puluhan tahun masa kekuasaannya, ribuan muslim dan muslimah Libya telah mengalami penindasan luar biasa kejam dari Qaddafi. Mulai dari penangkapan, penyiksaan, pembunuhan, pemenjaraan, pemerkosaan, dan seterusnya. Aktivis dakwah dan jihad yang memperjuangkan syariat Islam dikejar-kejar dan ditindas. Banyak tokoh dan aktivis terpaksa melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari kekejamannya. Selama 42 tahun masa kekuasannya, dakwah Islam mengalami masa-masa kelam.

Bagi penduduk dunia di luar Libya, boleh jadi mereka akan tertipu oleh penampakan lahiriah Qaddafi sebagai ‘pahlawan’ dunia Islam dan ‘musuh’ Barat. Namun jutaan bangsa muslim Libya menjadi saksi atas kekafiran, kezaliman, dan kebiadaban rezim taghut Qaddafi. Insya Allah, Arrahmah.com akan menurunkan Serial Mengungkap Rahsia Kelam Sosok Qaddafi, di antaranya mengulas sepak terajang kekafiran, kemurtadan, kezaliman, dan kebiadaban rejim taghut Qaddafi. Semoga dengan hadirnya serial tulisan tersebut kebenaran akan nampak jelas dan dapat dibezakan dari kebatilan.Wallahul musta’an.

Kita akan mengambil referensi penulisan dari buku karya Syeikh Abdurrahman bin Hasan Al-Libi, seorang ulama dan mujahid Libya yang berjihad fi sabilillah bersama mujahidin Libya (Jama’ah Islamiyah Muqatilah, Libya) melawan rejim taghut Qaddafi. Buku yang diterbitkan pada bulan Dzulhijah 1418 H (1997 M) tersebut diberi judul Qaddafi Musailamatul ‘Ashr (Qaddafi, Musailamah Kontemporer ) dan diberi kata pengantar oleh seorang ulama besar dan mujahid Libya, Syaikh Abu Mundzir As-Sa’idi Al-Libi. Sungguh sebaik-baik dan setepat-tepat sumber adalah para ulama Libya sendiri yang bertauhid, berdakwah, dan berjihad fi sabilillah, karena mereka puluhan tahun menjadi saksi langsung atas seluruh kekafiran dan kekejaman Qaddafi.


Gaddafi : Anak zina, ibunya wanita Yahudi

Moammar Qaddafi dilahirkan pada tanggal 7 Jun 1942 M di pedusunan padang pasir dalam wilayah Sirte. Ia berasal dari suku Qadadafah, sebuah suku nomad yang hidup berpindah-pindah di gurun pasir kering dan hanya tinggal di khemah. Karakter Badwi yang keras, dan temperamental inilah yang kemudian mewarnai corak kekuasaan Qaddafi.

Gaddafi sewaktu muda

Nasabnya dari jalur ayah dan ibunya diperselisihkan oleh berbagai sumber di kota kelahirannya, Sirte. Namun semua sumber tersebut sepakat menyatakan Qaddafi adalah anak hasil perzinaan. Ibunya adalah seorang wanita Yahudi. Adapun ayahnya diperselisihkan oleh berbagai sumber tersebut. Sebahagian sumber menyatakan ayahnya adalah seorang pedagang eceran berkewarga negaraan Itali. Sumber lainnya menyebutkan ayahnya adalah pembantu dari pedagang Itali tersebut, yang mengaku bernama Muhammad Abu Niyar Qaddafi. Semua penduduk kota Sirte mengerti asal usul keyahudian ibunya, sehingga sejak kecil Moammar Qaddafi terkenal dengan julukan ‘anak Yahudi’.


Moammar Qaddafi menjalani kehidupan penduduk badwi yang keras. Meski demikian, ia mampu mengenyam bangku sekolah dan masuk Akademi Militer Benghazi pada tahun 1963 M. Sebelum lulus dari akademi militer, pada tahun 1965 M ia juga menambah pendidikannya dengan masuk Universiti Libya, Fakultas Adab jurusan sejarah. Di fakulti inilah, dosennya seorang warga negara Itali mengenali nasab ke-Yahudi-an Qaddafi dari jalur ibunya. Maka ia menggembleng Qaddafi untuk merealisasikan tujuan-tujuan zionis Yahudi di kemudian hari.

Qaddafi lulus dari akademi militer pada tahun 1965 M, dan bertugas di korp sinyal. Pada tahun 1966 M ia dikirim ke Britain untuk mengikuti pendidikan (kursus) intelijen dan militer tingkat tinggi. Dari Britain, Qaddafi mulai menjalankan rencana-rencana yang telah digariskan oleh tuan zionis Yahudinya dengan membentuk Tanzhim adh-Dhubbat al-Wahdawiyyun al-Ahrar (organisasi rahsia para perwira indipenden dan kebebasan). Organisasi perwira militer inilah yang melakukan ‘sandiwara’ kudeta militer pada tahun 1969 M.


Sandiwara kudeta militer Qaddafi dan pengusiran militer Barat

Ketika berusia remaja, Qaddafi sangat mengagumi Presiden Mesir, Jamal Abdun Nashir dan menganut ideologi sosialis nasionalis, yang membuatnya benci dengan bentuk pemerintahan kerajaan seperti yang berlaku di Libya saat itu. Jamal Abdun Nashir adalah taghut represif yang sangat sekularis, sosialis, anti syariat Islam, dan menindas gerakan dakwah Islam. Pada masa kekuasaannya, ribuan aktivis Islam dan ulama yang tergabung dalam Ikhwanul Muslimin ditangkap, dipenjara, disiksa secara keji, dan beberapa di antaranya dihukum mati. Padahal mereka tidak melakukan tindakan jenayah. Mereka hanya menuntut penegakkan syariat Islam di Mesir dan membantu jihad rakyat muslim Palestin melawan penjajah zionis Israel.


Sejak mengenyam pendidikan di akademi militer Bengazhi, rupanya pandangan sosialis-nasionalis Gaddafi yang anti kerajaan, mulai disalurkan dalam wujud nyata. Ia mulai mengumpulkan rakan-rakan calon perwira yang sejalan dengan idea-ideanya. Hal itu berlanjut dengan pembentukan organisasi rahasia para perwira indipenden dan kebebasan saat kuliah militer lanjutan di Britain. Sudah tentu, sejak saat itu Britain mulai berperan besar mengarahkan pemikiran dan langkah-langkah Gaddafi pada masa yang akan datang.


Tiga tahun setelah pulang dari pendidikan militer lanjutan di Britain, tepatnya, 1 September 1969, saat usianya menginjak 27 tahun, Qaddafi melancarkan kudeta ‘damai’, menggulingkan Raja Idris yang saat itu tengah berada di Turki untuk mendapatkan rawatan. Dipimpin Qaddafi, para pengkudeta ini menahan Putra Mahkota Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanusi yang masih keponakan Raja Idris, sebagai tahanan rumah. Para pengkudeta lantas memproklamasikan Libya sebagai negara republik, menggantikan kerajaan.


Selama ini, kekuatan zionis-salibis internasional mengembangkan dua jenis pemerintahan di dunia ketiga, utamanya di negeri-negeri berpenduduk majoriti muslim. Pertama, rejim diktator yang pro Barat dan anti rakyat. Mereka mengendalikan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dengan tangan besi, menindas rakyat, dan menjalankan arahan tuan besar AS dan Barat. Terkadang pemerintahan dijalankan dalam bentuk monarchi, tapi lebih sering dalam bentuk negara republik-demokrasi. Jenis inilah yang paling sering dipakai oleh AS dan Barat. Majoriti negara Arab, Afrika, dan Asia Tenggara termasuk dalam jenis ini.


Kedua, rejim diktator yang secara lahiriah memamerkan sikap anti-Barat, anti-zionisme dan imperialism, pro rakyat, bahkan pro-Islam dan pro-Palestin. Namun di balik sikap tersebut, mereka memerankan dirinya sebagai agen pelaksana segala titah AS dan Barat. Mereka memerangi syariat Islam, memberangus dakwah dan jihad, dan menjalin konspirasi tersembunyi dengan tuan besar AS dan Barat. Secara ‘kulit’, mereka pahlawan Islam dan musuh Barat, namun secara ‘isi’ musuh Islam dan boneka Barat. Jenis ini muncul, misalnya, pada rejim Saddam Husain dan Muammar Gaddafi.


No comments:

Post a Comment